Kamis, 31 Januari 2013

Sesuatu yang tidak tertuliskan

Assalamualaikum. 



Kau selalu ingatkan pada aku; 

"Melalui retorik hidup ini perlu memiliki ketabahan dari hati yang kuat. Ketabahan itu adalah teman kehidupan. Dan kehidupan menemukan dengan pelbagai mutiara hikmah yang tidak ternilaikan." 

Aku selalu lupa. Dan kau selalu ingatkan aku semula. Manusia kan sering alpa. Kalau bukan manusia yang menegur, ALLAH yang akan mengingatkan. 

Adakah orang yang lemah lembut itu memiliki hati yang lemah? Adakah orang yang memiliki hati yang lemah itu tidak boleh menjadi tabah? 

Kawan, ketabahan itu tidak tertuliskan. Yang aku tulis ini adalah bait-bait kekecewaan. 

tapi 

ada sesuatu yang tidak mungkin dapat dituliskan. Tak mampu nak susun satu persatu menjadi ayat-ayat yang bersambung dalam satu perenggan. 

dan sesuatu yang tidak tertuliskan itu adalah;

kelukaan. 

"Teman, kalau pelangi itu indah, pernah kau rasa bersyukur dengan kehadirannya yang cuma sekejap? Dan kau hanya mampu memandang dan tidak tergapaikan."

Pelangi, kesementaraan itu membuatkan aku sedar untuk menghargaimu. Anehnya kau hanya muncul tiba-tiba selepas hujan turun. 

namun, aku memiliki keindahan 7 warnamu, pelangi--dalam kehidupanku.

Hidup, kita akan selalu diduga dengan pelbagai rencah dan rasa. 

ALLAH, aku masih belajar untuk menggali hikmah atas segalaNya. segalanya. semuanya. Aku masih belajar untuk menjadi kuat. Aku masih belajar untuk menjadi seorang yang tabah seperti Sumayyah. 

dan kelukaan ini membuatkan aku menjadi tabah dengan arus kehidupan yang tidak tentu arah. dengan angin keras yang selalu berubah-ubah. 

ALLAH, terima kasih. 

*entri berbaur emosi kan? haha. Maaf. Aku tulis sebab aku masih punya hati untuk berkongsi. Aku masih punya rasa untuk merasai. 

tapi kelukaan ini adalah sesuatu yang tidak tertuliskan dalam bait puisi. 

aku mahu jadikan ia macam lalang, terbang ditiup angin. 

tapi

ahh sudah, ni pun aku masih susah nak tuliskan.

baik tidur dan lupakan. 

*Doa mohon ditetapkan hati.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Min-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab

Ertinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (Al Imran: 7)

Wassalam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar